“Ketika lapangan terbang sudah jadi, kami memiliki cita-cita Bawean seperti Dubai. Ketika kita mau ke Eropa, sebelumnya harus transit di Dubai lebih dulu. Nanti, kami memiliki cita-cita Bawean menjadi transit ketika orang akan menuju ke Kalimantan,” kata Najikh.
Pernyataan Najikh itu tampaknya masih sekadar mimpi. Pasalnya, ketika Surabaya Post berkunjung ke Pulau Bawean, Sabtu-Senin (24-26/4) kemarin, kondisi Pulau Putri (sebutan untuk Bawean) masih sangat memprihatinkan. Sebagian besar wilayah Bawean jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah lain di wilayah Gresik.
Jalan lingkar Bawean yang panjangnya 56 kilometer mengelilingi Pulau Bawean, sekitar 80 persen rusak parah. Tidak ada lagi aspal, hanya bebatuan terjal yang banyak ditemukan di jalan utama Bawean itu. Sementara itu, tidak semua daerah teraliri lisrik dari PLN, khususnya di daerah pegunungan, seperti di Desa Promaan, Grejeg, Kebunteluk Dalem, Balikterus. Di Desa Teluk Jatidawang, Gelam, dan Dekatagung sebenarnya sudah terpasang tiang listrik, tapi hingga sekarang masih mangkrak.
“Di sini jalan kampung tidak menggunakan aspal, tapi paving, itu pun tidak bertahan lama. Di desa saya, paving yang dipasang tahun 2006 lalu sekarang sudah hancur lebur,” kata Zainal Arifin ketika ditemui Dusun Dedawang Desa Teluk Jatidawang Kec. Tambak, tanah kelahirannya.
“Di Teluk Jatidawang listrik dari PLN tidak ada, infastruktur jalan hancur, apalagi sinyal telepon seluler, pasti tidak ada. Karena itu, saya dan kebanyakan pemuda di sini sebenarnya tidak kerasan dengan kondisi Bawean saat ini. Kami lebih memilih bekerja di luar Bawean, karena jika melihat kondisi Bawean seperti ini, pasti akan susah untuk maju,” kata Lanang, panggilan Zainal.
Sementara itu, Kepala Unit Teknis (UPT) Sulaiman Efendy mengungkapkan, sebenarnya banyak investor dari asing, seperti Australia dan Kanada, terpesona dengan alam Pulau Bawean. Mereka tertarik mengembangkan wisata Bawean, termasuk membangun resort di sejumlah pulau-pulau kecil yang mengelilingi Pulau Bawean.
“Tapi, investor-investor mancanegara tersebut langsung mundur ketika melihat infrastruktur jalan dan listrik di Bawean sangat tidak memadai untuk pengembangan usaha di Bawean,” katanya. sep
Diterbitkan di Surabaya Post (28 April 2010)
0 comments:
Posting Komentar