GAYa Nusantara Gresik, komunitas homoseksual man sex man atau lelaki suka lelaki (LSL) berkembang pesat dan tersebar di seluruh wilayah Gresik, tiap tahunnya jumlah anggotanya terus meningkat. Tapi, sebagian besar dari kaum LSL atau gay menyembunyikan eksistensinya di Kota Santri ini.
-=0=-
"Cukup banyak pasangan gay di Gresik, saat ini telah terdaftar ada 250 orang atau 125 pasangan gay yang ada di Gresik. Jumlah ini bertambah 52 orang dibanding tahun lalu yang hanya 198 orang. Latar belakang mereka pun lengkap, ada yang lurah, polisi, dan anggota TNI," kata Muhammad Mukhlas, Ketua GAYa Nusantara Gresik, beberapa waktu lalu.
Tapi, lanjut Mamad panggilan Muhammad Mukhlas, hapir 90 persen anggotanya memilih sembunyi-sembunyi menjadi kaum gay. Menurutnya, saat ini masyarakat masih yang belum menerima keberadaan kaum gay, mereka masih menganggap gay merupakan penyakit yang harus disembuhkan, karena itu banyak kaum gay yang menutup diri di tengah masyarakat, takut dikucilkan dari pergaulan.
"Kami tidak ingin Gresik yang selama ini dikenal dengan sebutan Kota Berhias Iman menjadi Kota Berhias Kuman, karena itu para gay di Gresik masih sembunyi-sembunyi," kata Mamad bercanda.
Dia mengungkapkan, kebanyakan dari masyarakat tidak mengenali para gay. Secara fisik, penampilan mereka sama dengan lelaki normal. "Masyarakat pasti susah mengenali gay, secara fisik mereka sama dengan lelaki umumnya, berbeda dengan para waria yang suka bersolek dan berpenampilan seperti perempuan," kata pria berusia 43 tahun itu.
Ketika pasangan gay berada di tempat-tempat gelap, tambah Mamad, jarang orang berprasangka buruk mereka tengah melakukan hubungan intim, sebab mereka sama-sama lelaki. "Karena itu, hampir tidak pernah mereka tertangkap Satpol PP," katanya.
Mamad mengakui, kalau keberadaan mereka ini ilegal, bahkan dilarang agama. Untuk itu, dia memilih menjadi Ketua GAYa Nusantara berkeinginan mengajak kaum yang memiliki penyimpangan seks ini bisa berubah dan bertaubat seperti dirinya.
Dijelaskan Mamad, dari 250 anggotanya, satu orang menderita HIV/AIDS, 45 orang terjangkit infeksi menular seks (IMS) seperti gonore (kencing nanah), sipilis (raja singa), dan jengger ayam. ''Saya ingin mereka tobat, agar tidak tertular penyakit seperti saya,'' kata Mamad yang mengaku pernah terkena penyakit IMS.
Dipaparkan Mamad, ada dua sikap pada kaum gay, yaitu gay total dan gay semi. Gay total, mereka benar-benar tidak mau berhubungan dengan wanita, sedangkan yang gay semi mereka masih berkeinginan berhubungan dengan perempuan. "Jika ada gay semi yang mengidap HIV/AIDS dan IMS, bisa saja mereka menulari wanita yang berhubungan intim dengan mereka," jelas pria berusia 45 tahun ini.
Saat ini, lanjut Mamad, pihaknya bekerja sama dengan klinik-klinik kesehatan dan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk memberikan pencegahan menularnya penyakit tersebut, baik pencegahan dari segi pengobatan maupun sosialisasi berperilaku seks aman.
Sementara itu, menurut Mamad, beragam penyebab seorang lelaki menjadi gay. "Ada yang bawaan mulai lahir, ada juga yang karena pergaulan," katanya. Dia sendiri menceritakan, awalnya dia adalah lelaki normal, dan menjadi gay setelah terjadi masalah dalam pernikahannya.
"Istri saya saat itu tidak mau hamil, ketika mengandung selalu digugurkan dengan alasan belum siap mempunyai anak, buat apa menikah jika tidak mau memiliki anak," ungkapnya, Mamad mengaku shock, bahkan dia pernah berniat bubuh diri, namun gagal.
Selanjutnya, Mamad memilih merantau ke Jakarta, di kota metropolis itu Mamad ditolong oleh seorang gay, dari sinilah perubahan hidup Mamad dimulai. "Tapi saya bersyukur kepada Allah bisa berubah seperti sebelumnya, saya ingin mengajak teman-teman gay saya untuk ikut berubah," pungkas Mamad yang saat ini telah memiliki anak berusia 17 tahun ini. sep
Tapi, lanjut Mamad panggilan Muhammad Mukhlas, hapir 90 persen anggotanya memilih sembunyi-sembunyi menjadi kaum gay. Menurutnya, saat ini masyarakat masih yang belum menerima keberadaan kaum gay, mereka masih menganggap gay merupakan penyakit yang harus disembuhkan, karena itu banyak kaum gay yang menutup diri di tengah masyarakat, takut dikucilkan dari pergaulan.
"Kami tidak ingin Gresik yang selama ini dikenal dengan sebutan Kota Berhias Iman menjadi Kota Berhias Kuman, karena itu para gay di Gresik masih sembunyi-sembunyi," kata Mamad bercanda.
Dia mengungkapkan, kebanyakan dari masyarakat tidak mengenali para gay. Secara fisik, penampilan mereka sama dengan lelaki normal. "Masyarakat pasti susah mengenali gay, secara fisik mereka sama dengan lelaki umumnya, berbeda dengan para waria yang suka bersolek dan berpenampilan seperti perempuan," kata pria berusia 43 tahun itu.
Ketika pasangan gay berada di tempat-tempat gelap, tambah Mamad, jarang orang berprasangka buruk mereka tengah melakukan hubungan intim, sebab mereka sama-sama lelaki. "Karena itu, hampir tidak pernah mereka tertangkap Satpol PP," katanya.
Mamad mengakui, kalau keberadaan mereka ini ilegal, bahkan dilarang agama. Untuk itu, dia memilih menjadi Ketua GAYa Nusantara berkeinginan mengajak kaum yang memiliki penyimpangan seks ini bisa berubah dan bertaubat seperti dirinya.
Dijelaskan Mamad, dari 250 anggotanya, satu orang menderita HIV/AIDS, 45 orang terjangkit infeksi menular seks (IMS) seperti gonore (kencing nanah), sipilis (raja singa), dan jengger ayam. ''Saya ingin mereka tobat, agar tidak tertular penyakit seperti saya,'' kata Mamad yang mengaku pernah terkena penyakit IMS.
Dipaparkan Mamad, ada dua sikap pada kaum gay, yaitu gay total dan gay semi. Gay total, mereka benar-benar tidak mau berhubungan dengan wanita, sedangkan yang gay semi mereka masih berkeinginan berhubungan dengan perempuan. "Jika ada gay semi yang mengidap HIV/AIDS dan IMS, bisa saja mereka menulari wanita yang berhubungan intim dengan mereka," jelas pria berusia 45 tahun ini.
Saat ini, lanjut Mamad, pihaknya bekerja sama dengan klinik-klinik kesehatan dan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk memberikan pencegahan menularnya penyakit tersebut, baik pencegahan dari segi pengobatan maupun sosialisasi berperilaku seks aman.
Sementara itu, menurut Mamad, beragam penyebab seorang lelaki menjadi gay. "Ada yang bawaan mulai lahir, ada juga yang karena pergaulan," katanya. Dia sendiri menceritakan, awalnya dia adalah lelaki normal, dan menjadi gay setelah terjadi masalah dalam pernikahannya.
"Istri saya saat itu tidak mau hamil, ketika mengandung selalu digugurkan dengan alasan belum siap mempunyai anak, buat apa menikah jika tidak mau memiliki anak," ungkapnya, Mamad mengaku shock, bahkan dia pernah berniat bubuh diri, namun gagal.
Selanjutnya, Mamad memilih merantau ke Jakarta, di kota metropolis itu Mamad ditolong oleh seorang gay, dari sinilah perubahan hidup Mamad dimulai. "Tapi saya bersyukur kepada Allah bisa berubah seperti sebelumnya, saya ingin mengajak teman-teman gay saya untuk ikut berubah," pungkas Mamad yang saat ini telah memiliki anak berusia 17 tahun ini. sep
0 comments:
Posting Komentar