HEADLINE
1 2 3 4 5

Selasa, 30 Maret 2010

Elpiji Palsu Beredar

GRESIK - Sejumlah pemilik warung tradisional dan keluarga di Gresik mengeluhkan beredarnya tabung elpiji ukuran 3 kilogram dan 12 kilogram palsu. Tabung-tabung itu isinya dipalsukan dengan angin, sehingga hanya dipakai beberapa jam saja sudah habis.


"Saat pertama kali dipakai hanya keluar anginya, dan apinya tidak keluar-keluar," kata Awar (37), pemilik warung kopi di Jl Wahidin Sudiro Husodo Gresik. Dia menambahkan, kejadian itu sudah berlangsung tiga bulan lalu dan sampai sekarang.

Adanya elpiji palsu ini membuat pemilik warung harus lebih selektif membeli elpiji ukuran 3 kilogram dan 12 kilogram. "Kita harus selektif memilihnya, karena beratnya sama, elpiji yang palsu hanya cukup untuk dua hari. Normalnya biasanya sampai empat hari," keluhnya.

Elpiji berisi angin itu sudah beredar luas di sejumlah toko wilayah Gresik. Sayangnya pihak toko tidak mau bertanggungjawab atas pemalsuan tersebut, alasanya elpiji tersebut kiriman dari sejumlah stasiun pengisian bahan bakar elpiji (SPBE).

"Masyarakat selalu jadi korban, pengusaha berduit enggan bertanggungjaawab. Dan ini membuat kami selalu merugi karena elpijii yang mestinya bisa untuk empat hari, tinggal dua hari," tegasnya

Hal yang sama juga dikeluhkan Sumaryo (35), pemilik warung kopi di Kel. Randuagung Kec. Kebomas Kab. Gresik. Sejak beredar elpiji palsu itu dia harus mengeluarkan biaya tambahan, karena elpiji ukuran 3 kilogram yang mestinya bisa untuk empat hari hanya tinggal dua hari. "Elpiji palsu apinya berwarna merah dan cepat habis. Repotnya kita baru tahu kalau sudah kita pakai dan tidak mungkin kita kembalikan ke toko, karena segelnya sudah terbuka," jelas Sumaryo.

Diakui Mariono, sejak pemerintah menetapkan konversi mitan ke elpiji pengeluaran warungnya untuk belanja relatif ringan, karena epiji lebih irit dan murah. Tetapi setelah beredar elpiji palsu omset warungnya kembali merosot, karena harus mengeluarkan biaya dua kali lipat.

"Kita sebelumnya menikmati konversi ini, tapi kemudian muncul pemalsuan elpiji. Dan kita sulit menghindari pemalsuan ini, karena pembelianya tidak boleh dicoba," tandasnya

Sementara dirinya dan warung-warung lainya tidak mungkin kembali ke minyak tanah. Selain barangnya langka dan mahal, juga boros. Sekarang harga mitan perliternya sudah mencapai Rp 7 ribu, dan dua liternya tidak bisa bertahan dua hari. "Sekarang sudah tidak mungkin menggunakan minyak tanah. Selain mahal minyak tanah langka dan boros," keluhnya.

Begitu juga, degan Muhammad Sholeh (33), warga Dusun Gunungsari Desa Indrodelik Kec. Bungah Kab. Gresik, dia mengaku harus memberikan uang belanja lebih kepada istrinya semenjak beredar elpiji palsu di daerahnya. Sholeh juga mengaku selalu memperhatikan keluar masuknya tabung elpiji di sekitar rumahnya.

"Setelah tabung-tabung elpiji itu datang dari SPBE, biasanya beberapa waktu kemudian kembali diangkut dengan menggunakan pick up, entah dibawa ke mana. Tapi, kemudian dikembalikan lagi, dan elpiji yang datang setelah dibawa pick up inilah, isinya yang banyak anginnya," jelasnya. "Sebelum diangkut pick up, isinya masih asli," imbuhnya.

Dirinya dan pemilik warung meminta kepada pemerintah segera melakukan langkah yang tepat untuk memberantas mavia elpiji itu. Karena konversi yang dicanangkan pemerintah ini tidak ada artinya bagi masyarakat kecil jika seperti demikian.

"Kami meminta kepada pemerintah segera memberantas pemalsuan isi elpiji ini. Karena dampaknya sangat siginifikan bagi pengusaha warung tradisional maupun bagi keluarga," jelasnya. ''Sedangkan minyak tanah harganya lebih mahal daripada bensin sekalipun, jadi tidak mungkin kami kembali ke minyak tanah," kata Sholeh.

Dikonfirmasi terpisah Kepala Bagian Sumber Daya Alam Pemkab Gresik, Sentot Supriyohadi mengaku belum mendapatkan informasi terkait elpiji palsu. Tetapi pihaknya akan menurunkan stafnya untuk melakukan peninjauan di lapangan. "Jika nanti memang ada kita akan bekerjasama dengan aparat kepolisian untuk membekuk pelakunya. Karena tindakan itu termasuk tindak pidana pemalsuan,'' katanya. sep

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com